Kenapa Harus Menikah?
oleh: henz
Bagi beberpa orang, menikah adalah legalitas seks itulah kenapa Anda begitu menunggu malam pertama. Sebagian lagi bilang bahwa menikah adalah demi keamanan finansial itulah kenapa setelah cerai harta gono-gini diperebutkan jika pasangan Anda kaya.
Menikah, let me ask you guys again, perlukah menikah? Apa untungnya sih punya satu pasangan dimana Anda hanya boleh tidur sekamar dengan dia seorang? Apa nggak bosen? Gak kepengin ganti yang lebih yahud?
Tulisan ini khusus saya buat untuk Pria bagi Anda yang merasa wanita harap segera hentikan membaca tulisan ini karena tulisan ini akan dipenuhi unsur-unsur antifeminis di sana-sini yang membuat Anda muak dan malah membenci saya, but if you're a fucking guy and not gay then go ahead keep reading and enjoy this fucking shit! Back to my point, Anda pasti berpikir kenapa saya masih begitu misoginis dan seksis? Tidak, karena saya percaya bahwa nasib peradaban umat manusia di dunia ini masih akan ditentukan sebagian besar oleh para Pria bukan Wanita. Why? Because you guys are the leader? Sekarang saya tanya lagi untuk kesekian kalinya. Kenapa? Kenapa Anda butuh sekali nikah? Untuk bisa seks? Well, kalau cuma seks, kenapa harus nikah? Kalau Anda mengabaikan norma agama, sosial dan Anda punya uang setidaknya 150 ribu Anda bisa sewa wanita tuna susila dan ngeseks dengannya sampe puas, atau kalau Anda takut kena penyakit kelamin, Anda bisa seks dengan pacar Anda pakai kondom rasa buah sudah enak, aman, gratis pula.
"Tidak, bukan seks tujuan gua nikah, nyet gua pingin hidup gua kelak di masa tua ada yang ngurus which is anak gua!" Protes Encing Juki dengan logat khas betawinya.
Anda yakin Juk? Dengan menikah kehidupan tua Anda akan terjamin? Berarti Anda secara sadar bilang bahwa anak Anda yang akan menanggung derita Anda di masa tua Anda? Anda jahat sekali ngelahirin anak cuma buat simpenan masa tua emang Anda pikir anak Anda asuransi M***l***? Faktanya saat Anda tua kebanyakan anak Anda sudah tidak akan peduli lagi dengan Anda. Menyedihkan, but it's trie. Kenapa? Karena kemungkinan mereka juga akan berkeluarga dan mereka pasti lebih mikirkirkan anak mereka yang belum bayar SPP dari pada Anda yang mulai terserang alzheimer karena kebanyakan ngopi.
Dengan menikah Anda bisa dilayani istri, dimasakin, dipijit, pekerjaan rumah tangga terurus? Well, kalau itu tujuan Anda menikah, apa bedanya dengan sewa asisten rumah tangga? Dengan upah dibawah UMR, Anda bisa dimasakin, dibikinin kopi, apapun yang Anda perintah dia pasti akan kerjakan dan gak akan ada ceritanya ngambek-ngambekan gara-gara alesan PMS dan bete bahkan kalau Anda minta dipijitin mereka juga gak akan nolak wong Anda yang bayar mereka. Tapi jangan keterlaluan! Mentang-mentang Anda yang bayar terus Anda boleh menyiksa mereka seenak jidat macam TKI kita di negeri orang itu. That's keterlaluan. Be smart!
Well, what's next? Apalagi alasan dibalik menikah? Karena dipaksa orang tua? Lingkungan sosial akan melabeli Anda perjaka tua, bujang lapuk, atau label-label dan pandangan negatif lainnya terhadap Anda yang masih saja masturbasi? Don't worry! Kali ini saja ya? Saya akan membela Anda. Pernahkan Anda melihat pasangan suami istri yang di awal menikah mesranya minta ampun tapi beberapa tahun setelah menikah tingkah mereka seperti tom and jerry yang lagi berantem main gebuk sani gebuk sini, berkata kasar pada istri begitupun sebaliknya, selingkuh dengan cabe-cabe-an atau terong-terong (which basically saya tidak tahu istilah gaulnya hot chicks dan hot boys), dan masih banyak lagi yang kalau saya sebutkan semua justru membuat citra pernikahan yang dipandang masyarkat sebagai sesuatu yang sakral, suci dan mahadahsyat menjadi tercemar dan malahan lebih terhormat jadi jomblo. Go ahead and celebrate, jomblo! Kalau orang tua Anda benar-benar sayang Anda harusnya mereka tidak memaksa Anda untuk segera menikah karena setiap keputusan ada di tangan Anda. Pada dasarnya kalau Anda tidak ambil pusing perkataan mereka, Anda bisa berkata pada mereka "Go Fuck Yourself!" dan kembali hidup normal sebagai orang merdeka. Orang yang merdeka dari delusi pernikahan yang katanya bisa bikin bahagia padahal... Anda sendiri sudah bisa jawab?
Saya tidak menganjurkan Anda yang sudah menikah untuk kembali menjadi single. No, don't be stupid! Saya dari tadi berbicara kepada Anda-Anda yang masih single. Kalau Amda sudah menikah dan kebetulan baca tulisan ini, who are you? I am not talking to you, sir! Karena, Anda tahu tidak apa masalah kependudukan yang sedang terjadi di negara kita tercinta ini? Tidak tahu? Oke simpelnya negara kita ini dari dulu cuma kena apesnya aja. Mulai dari diperes sama kumpeni selama 350 tahun, dikeruk sumber daya alam sama korporat keparat, sampai masalah internal seperti kependudukan which is basically thought bahwa banyak anak banyak rejeki juga termasuk.
Tidak! Banyak anak, di jaman sekarang ini, bukan lagi berarti banyak rejeki. Kecuali Anda Bill Gates.
Jadi apa solusi untuk masalah kependudukan? Kontrol kelahiran. Bukan kontol ya tapi kontrol. Harap dibedakan! Kenapa kontrol kelahiran ini penting? Karena Kontrol kelahiran ini perlu agar di Indonesia tidak terjadi yang namanya overpopulation. Kenapa? Karena kalau di Indonesia kebanyakan orang, Anda akan susah cari kerja, harga-harga naik, kriminalitas tinggi, banyak kemiskinan, you name it seperti sekarang mungkin! Kontrol kelahiran ada dua cara yaitu dengan kontrasepsi dan menikah di saat yang tepat (What saya plin-plan? Tidak! Let me explain you more!). Kalau hidup Anda tanpa perencanaan jangka panjang dan Anda memutuskan menikah karena Anda hanya bermodalkan suka dengan wanita seksi sebut saja namanya Via dan tidak KB, beli kondom, dan lain sebagainya lalu main burung-burungan. Maka Anda sesunguhnya menyengsarakan hidup diri sendiri dan hidup orang lain. Basically, sengsara buat Anda sendiri yang harus kerja banting tulang untuk menghidupi istri dan Anak, sengsara buat buat anak dan istri karena Anda tak bisa memberikan kehidupan yang layak. Akibatnya apa lagi selain Anda bagi-bagi kesengsaraan ini pada istri dan anak Anda? Sengsara bagi Negara. Why negara juga kena imbasnya? Karena negara harus lagi-lagi nomboki kehidupan Anda melaui subsidi. Kalau harga segala kebutuhan naik dan tak di subsidi silang oleh negara, lalu Anda tak bisa beli paketan Anda akan protes ke pemerintah yang semena-mena menaikkan harga BBM? Maka ketika kinerja Anda turun di perusahaan tempat Anda bekerja dan Anda dipecat Anda akan memohon kepada bos Anda seraya bilang "Jangan pecat saya pak saya punya anak tiga!" dengan berlinangan air mata.
Kenapa kok saya jahat sekali di tulisan kali ini dan terkesan "mengutuk" pernikahan? Tidak saya tidak mengutuk, membenci atau menyalahkan pernikahan. Kenyataannya, saya tetap berharap bahwa I wish I could marry my future girl someday, too. Yang saya kritik di sini adalah keinginan untuk menikah di saat waktunya belum tepat, di saat masih ada banyak hal yang belum Anda coba di dunia yang indah ini tetapi Anda dipusingkan dengan urusan keluarga, di saat ada ribuan ide bisnis untuk diwujudkan tetapi Anda tunda karena prioritas beli susu anak Anda lebih penting, di saat Anda bisa berkeliling dunia seorang diri dan menapaki keindahan alam lalu tiba-tiba telpon Anda berdering menandakan istri Anda minta dijemput. Tidakkah Anda sadar dengan menikah terlalu dini membuat kesempatan bahagia yang saya sebutkan di atas akan sirna begitu saja. Kecuali Anda Bill Gates.
Ketahulah bahwa ada sampah berserakan di mana-mana. Di TV, di media online, dan di sosial masyrakat, mereka selalu saja mengkampanyekan keindahan pernikahan tanpa mengikutsertakan kampanye terbuka soal bagaimana hidup dalam pernikahan aka (buruknya pernikahan). Bermodalkan suka dan berani seseorang dengan pedenya melamar kekasihnya dan diliput televisi demi rating, Anda pikir bisa membuat semua pihak diuntungkan dengan bermodal suka dan berani? Nope, kecuali Anda ikut acara di TV tersebut dibayar lalu rating acaranya melesat tajam. Semua itu cuma delusi yang dibuat media mainstream untuk Anda supaya Anda "tercercahkan" bahwa kebenaran hidup adalah seperti di televisi. No, TV pada dasarnya motifnya adalah berjualan dan merupakan roda penggerak dunia kapital. Percayalah akan ada momen dimana mereka rela menggadaikan kebenaran demi rating.
Saya sudah muak dengan pemberitaan di TV bahwa seorang bapak merampok untuk membeli susu anaknya, seorang bapak menjual ginjal demi sekolahkan anak, seorang bapak membunuh majikannya dan merampas harta bendanya untuk keperluan keluarga, dan masih banyak lagi berita miring dimana pelaku yang mengatasnamakan "cinta keluarga" seolah dimaklumi untuk berbuat apa-pun termasuk kriminal.
Intinya adalah saya ingin Anda menikah di waktu yang tepat. Yes, tepat mental dan material karena Anda sanggup dan mampu untuk membuat setidaknya Anda sendiri berkecukupan dulu baru kemudian menikah. Pada dasarnya saya ingin Anda, saya dan para pria hebat single lainnya di luar sana jadi kaya. Ya jadi kaya sekaya-kayanya sampai kita bisa berlibur ke Antartika, punya jet pribadi, terbang di gravitasi nol, menonton Juventus live di Allianz Stadium, dan bisa melakukan segala hal menakjubkan lainnya sebelum dipusingkan dengan pertanyaan;
"Pa, minta lima juta buat bayar UKT!"
ILOVE YOU, GUYS! DON'T LET THOSE STUPID ASSHOLE JUDGE YOU! BE HAPPY! 🌈☺

No comments:
Post a Comment