Ketahuan Browser History Sama Ortu.
oleh: Henz
Beberapa bulan lalu ibu dan aku hendak pulang ke Madiun. Kami naik bis Ek* milik WNI asal Mojokerto tapi tetap saja dilabeli Sin**ek oleh masyarakat pada umumnya hanya karena ia sedikit agak kuning dan bermata sipit. Diperjalanan ibuku hanya bermain WhatsApp membalasi beberapa geng smpnya yang katanya mau mengadakan reuni beberapa hari setelah lebaran. Aku disuruhnya ikut karena ibu tak punya sim. Sekitar sejam lebih, HP yang ia mainkan pun lowbatt. Kami berdua tak punya power bank, alhasil ibu meminjam HP Sm**f**ku 4G (Produk S*n*M** yang juga S*ng***) yang masih beberapa minggu baruku beli (sombong) untuk mendengarkan lagu. Aku pun menuruti permintaannya seraya memberikan earphone padanya. Aku sebetulnya berat hati sih karena aku sedang asyik-asyik melihat video lucu Amanda Cerny di instagram tapi yaudahalah HPnya tak kasih dari pada gak dikasih makan.
"Lagumu kok barat semua to? Ndak ada Poppy Mercury?" Protesnya.
"Yang barat lama cuma Brian Adam tok, buk." Jawabku.
Aku cuma memperhatikan wanita tua itu mengutak-atik HP baruku itu dengan lambat, khas orang tua gaptek yang masa kecilnya dihiasi permainan Gobak Sodor, Cublek-cublke Suweng dan Gundu. Jauh dari peradaban modern, wong listrik aja ia belum ngonangi katanya. Aku pun menoleh ke kaca samping menyaksikan pemandangan indah persawahan kota Jombang yang hijau nan asri.
"Gak punya liriknya ki, Bud?" Tanya ibu.
"Gak belum tak instal." Jawabku acuh sambil tetap memandangi persawahan itu.
Tak lama berselang sebuah cubitan mendarat di bahuku juga di pinggangku. Ibu mencubitku seraya berbisik.
"Gini ya minta pulsa katanya buat tugas gak taunya buat cari porno." Katanya perlahan namun sudah pasti membuatku shock sampai bola mataku melotot mau copot.
Aku tak berani menjawab apa-apa kecuali seperti tadi melotot, aku mulai melirik ke arah HP yang digenggam ibu yang menampilkan pencarian Google Chrome li dengan suggested search dibawahnya licking asshole maid fuck, live stream japanese porn, lisa ann milf fucks boy dan sebagainya dengan tulisan-tulisan bernada porno lainnya.
"Kamu masih nyimpen videonya?" Tanyanya dengan pandangan penuh amarah.
Aku terdiam lesu. Aku harus mencari alasan yang logis agar ibu percaya bahwa aku bukanlah seorang maniak video porno. Lagi pula bukannya setiap pria normal hobi atau setidaknya pernah nonton porno ya? Batinku.
"Anu anu anu anu.." Entah sudah berapa anu kuucapakan saat itu.
"Kemarin di pake temanku bu aku gak tahu apa-apa." Jawabku menyalahkan teman imajiner yang entah siapa.
"Jangan bohong! Hapus nggak!" Pintanya.
"Iya." Jawabku singkat sambil menundukkan kepala.
Aku pun menghapus seluruh browser histori di HPku. Ibu seperti kehilangan minatnya untuk mendengarkan lagu lewat HPku. Aku tak berani lagi bermain HP. Ibu pun tak secerewet biasanya kalau kebetulan kami satu bis. Hari itu ia terdiam. Aku terdiam juga. Tidak bicara. Membisu. Raut muka wanita tua itu penuh kemarahan. Seorang kondektur mendekati kami menawarkan aqua gelas dengan ramahnya. Dari Jombang sampai masuk terminal Madiun kami tak saling bicara.
Dari kisah diatas menunjukan betapa naifnya kita sebagai manusia menanggapi isu porno. Seolah-olah mereka para pemirsa setia porno adalah makhluk terkutuk di dunia ini. Naif karena melupakan fakta bahwa seks adalah naluri alamiah manusia yang harus dipenuhi setelah makan. Fraud yang katanya Bapak Psychology Modern bilangnya motif seksual. Jadi basically, apapun yang dikerjakan manusia semata-mata hanya untuk mencari kepuasan seksual. Mari persingkat ini jadi lebih simpel. Seorang pria, dia belajar matian-matian, ikut bimbel, les dan segala macam demi bisa lulus UN, kuliah ipk 4.01 dapat kerja, dapet istri cantik, nikah, lalu ngeseks. Or even saat masih kuliah Anda ingat kenapa Anda ikut UKM hanya untuk bisa dekat atau berkenalan dengan kakak tingkat yang cantiknya bagai bintang porno jepang kesayangan Anda? Atau kenapa Anda jadi semangat sekolah saat tahu bahwa guru IPS Anda waktu SMA adalah seorang yang cantik yang baru lulus dari kuliah? Itulah motif seks. You guys are looking for sex. Don't get me wrong! Me, too, bitch!
"Ah tapikan gua ikut OSIS supaya dapet pengalaman, kontol?" Protes Juki, teman saya dari Depok.
Anda yakin Juk yang Anda cari cuma "pengalaman"? Bukan pengalaman bisa deket dengan adik kelas yang imut yang kalau ada kesempatan Anda selalu mengSMSnya? Oke kalau toh pengalaman yang Anda cari. Namun pada akhirnya Anda sebagai pria akan menggunakan pengalaman tersebut untuk bisa dekat dengan wanita cantik supaya Anda bisa seks dengan wanita tersebut melalui pernikahan kelak dikemudian hari atau kalau Anda womanizer bisa langsung mengajak mereka one night stand di kamar kost Anda.
Nalurilah yang membuat kita bisa tetap hidup selama berjuta-juta tahun lamanya dari serangan meteor yang membunuh Dinosaurus, zaman es yang membunuh Mammoth atau bah di cerita Noah yang membunuh banyak makhluk hidup. Pada dasarnya semua manusia punya Naluri Bertahan Hidup. Naluri bertahan hidup itu bisa bermacam-macam wujudnya lewat makan, minum, berak atau naluri untuk memperbanyak diri atau keturunan dengan cara melakukan Seks. Jadi kenapa Anda suka seks? Ya karena itu naluri Anda sebagai manusia yang ingin terus eksis di planet bernama bumi ini. Sama halnya seperti makan, minum, onani dan lain sebagainya naluri tersebut akan mentriger apa saja yang harus Anda sekarang di detik ini untuk memanifestasikan seks dikemudian hari. Lucunya adalah banyak orang atau media sekarang seolah mengatakan kebohongan tentang seks. Seperti menonton porno membuat otak Anda menciut, membuat Anda tidak fokus dan membuat Anda tidak bisa berpikir logis, dan bla bla bla yang simplenya adalah dengan menonton porno Anda akan jadi bodoh. Itulah kata mereka. Well kalau memang menonton porno membuat otak manusia menciut kenapa produsen porno terbesar adalah negara maju macam Jepang dan Amerika yang notabene berisi orang-orang intelek dan gudangnya penemu dan ilmu pengetahun? Faktanya Jepang makin maju dengan bikin robot, Amerika makin maju dengan bikin alat pengebor minyak.
Jadi menurut saya nonton porno lalu setelahnya masturbasi adalah WAJAR. Apa wajar? Yeah it's fucking normal, dude. Jangan munafik and I believe every body does it. Yang membuatnya tidak wajar adalah saat mentalitas Anda belum cukup dewasa untuk menonton, saat Anda masih suka bermain permainan anak-anak yang sungguh mengasyikan, atau saat Anda masih belum cukup umur tapi Anda dikasih pegang Gadget yang ora tua Anda pikir lucu padahal keliru. Ketahuilah mengajari anak Anda cebok lebih diperlukan bagi anak Anda dari pada mengajari mereka berpose mata genit di Instagram. Saat mereka yang belum memasuki usia ideal untuk diperbolehkan menonton porno, bisa dengan mudah mengakses porno melalui android mereka, saat itulah penyalahgunaan hasrat seksual terjadi, perkosaan, prostitusi, dan lain sebagainya perusak mental generasi micin. Nah yang begitu baru salah.
Karena saya percaya bahwa bahwa yang merusak generasi muda sekarang bukan sepenuhnya salah porno. Tetapi orang tua yang berhenti untuk belajar sesuatu yang baru. Saya ulangi dengan huruf kapital YANG MERUSAK GENERASI MUDA SEKARANG BUKAN SEPENUHNYA SALAH PORNO. TETAPI ORANG TUA YANG BERHENTI UNTUK BELAJAR SESUATU YANG BARU.
Kominko sudah benar menutup beberapa situs porno melalui internet positif. Berguna bagi anak kecil (SANGAT BERGUNA/ini tidak satir saya benar-benar mendukung Kominfo 100%) tapi tidak berguna bagi bajingan seperti saya yang tahu caranya mengganti proxy dan IP. Yang paling vital bermain dalam isu ini adalah sekali lagi saya sebutkan yaitu peran orang tua. Ya orang tua adalah guru seumur hidup bagi anak meteka maka jadi orang tua jangan sekali-kali lebih bodoh dari anak Anda. Apapun yang terjadi Anda harus lebih pintar dari anak Anda. Well kalau Anda secara akademis tidak bisa lebih pandai dari pada anak Anda yang baru lulus S2 at least Anda lebih cerdas dar pada mereka. Biar apa? Biar gak gampang ditipu, cuk!

No comments:
Post a Comment